Inikah yang dinamakan ketulusan cinta? Meskipun dirinya sudah menyakiti
lelaki itu berulang kali, tetapi lelaki itu tetap menjaga wanita itu.
mungkinkah memang dia adalah lelaki yang disiapkan tuhan untuk wanita
itu. yang pasti Terre tidak tau itu. yang dia tau. Lelaki itu,
menyelamatkan dirinya dari kegelapan yang suram, menyeka dirinya,
membutakan dirinya.............
***
Terre berjalan digedung sekolahnya yang baru. Browwanna Individuallity School. Sekolah barunya yang terletak di Washington D.C. Amerika. Terre wanita Indonesia itu bertolak ke Amerika untuk menyongsong hidupnya, atau lebih tepatnya melupakan masa SMPnya yang kelam. Penuh dengan kesedihan yang menggariskan hatinya. Hanya disebabkan seorang lelaki yang entah tinggalnya dimana. Yang entah bagaimana sifat aslinya. Tapi yang pasti. Lelaki itu sukses membuat dirinya untuk menjadi gadis remaja yang menyedihkan...
Lupakanlah masa lalu, itu tidak lagi untuk diingat. Yang menting sekarang Terre sudah ada di Amerika. Tempat baru, Terre mendapatkan beasiswa karena prestasinya yang cukup membanggakan. Saat menyusuri lorongnya, terlihat sepertinya sekolah ini mendedikasikan ke tari. Terre tersenyum, mungkin seharusnya dia disini. Bukan di Indonesia dengan kenangan yang suramnya....
Terre melihat ke arah iPadnya. Melihat jadwal kelas, dan segala barang-barangnya. Terre sekali lagi mencari letak lokernya itu. Setelah bertemu lokernya Terre segera merapihkan lokernya dan menaruh barang yang tidak dibutuhkan. Dilirik lagi sekitar koridor itu. terlihat semua orang menatap sinis ke wanita itu. ya tentu saja. Terre termasuk wanita yang cantik. Dengan postur tubuhnya yang tinggi, dan kulitnya yang putih pucat. Matanya memancarkan warna keemasan yang indah. Rambut hitamnya yang bergelombang dibiarkan terurai. Dan belum juga baju vest yang baru keluar dari fashion week, dan short skirt jeans nya itu. membuat semua menatap sinis. Kakinya ditemani oleh boot heels hitamnya itu. menambah kelihatan elegannya wanita itu. oke semua sekarang malah menatap sirik. Tepatnya kaum wanita. Sepertinya mereka mendapatkan saingan baru.
Terre menutup loker itu dengan membanting cukup keras. Membuat semua orang langsung terdiam. Segera ia berjalan menyusuri lorongnya itu. Mencari kelasnya. Kelas matematika. Setelah berjalan sedikit, ketemulah kelas matematikanya itu. terlihat agak sepi. Terre langsung masuk dan duduk di tempat agak yang belakang. Saat mendengar bel, semua murid masuk dengan agak tergesa-gesa.
“so you are the girl huh?” tanya seseorang. Terre terkaget, lalu melirik sebelah. Lelaki dengan mata hijaunya. Sepertinya terre kenal mata itu, dan senyuman itu.
“what girl?” tanya Terre balik “the girl move from asia, i don’t have any idea to imagine asian girl will be like you, well, i have. My friends from asia, kinda pretty” ucap lelaki itu Terre melirik lelaki itu, memandanginya, sepertinya dia mirip...mirip Evan. Iya mirip Evan. Tapi Evan kan di Belanda. Bukan disini. Di Detroit.
“where she come from?” tanya Terre. Lelaki itu menjawab dengan santai “Indonesia” Terre terdiam, dan melirik lelaki itu. mungkinkah itu Evan? “so what’s your name?” tanya lelaki itu. “terre” ucap terre sambil membuka bukunya, kali ini lelaki itu yang terdiam. “so which asia you come from?” tanya Lelaki itu lagi “indonesia” ucap Terre. Cukup membuat lelaki itu terdiam. Melihat ke arah Terre. “terre? Is that you?” tanya Lelaki itu. Terre menengok ke arah lelaki. Terre tersenyum kecut. “well, it’s look like you still remember me, ha. Yeah it’s me” ucap Terre. Yep ternyata itu Evan.
“how can i forgot you?” tanya lelaki itu. Evan. “when you have girlfriend ofcourse.” Ucap Terre lalu terdiam, karena Guru sudah datang. Mereka belajar algebra. Saat mengerjakan tugas di papan tulis. Terdengar bel. Semua orang menutup bukunya dan keluar dari kelas satu persatu. Evan menghampiri Terre.
“well, we’re just not talk anymore it doesn’t mean i forgot you” ucap Evan. Terre mengangguk lalu menengok ke arah Evan. Lelaki yang membuat masa SMP nya penuh dengan kesuraman yang tak terhujung. “so, how’s about Avery?” tanya Terre. Avery itu pacarnya Evan, yang sukses membuat Terre galau gak berhenti 1 tahun penuh.
“she’s here” ucap Evan. Terre langsung berhenti menengok ke Evan “you still with her?” tanya terre lagi, sambil berjalan. “nope, we’re done, since she become to be a popular, and she’s cheating on me” ucap Evan. Terre berhenti karena sampai dilokernya. Surprise. Loker Evan berada di sebrang. “so you are a looser one?” tanya Terre menanggapi statement tentang popular girl. “i guess so” ucap Evan “oh” ucap Terre, saat mengambil bukunya lagi. Evan bertanya. “what class?” tanyanya “biology” ucap terre “bored” ucap Evan langsung “ish, no, it’s fun.you never change” ucap Terre sambil memukul pelan tubuh Evan dengan buku Biologi nya. “Biology is bored terre” ucap Evan. Terre hanya menutup lokernya, dan melipatkan tangannya di dadanya.
“and you still love that stupid lesson?” tanya Terre “ish, History is not stupid like you think?” bantah Evan. Mereka berdua akhirnya beragumen dengan mana pelajaran yang paling asik. Tapi terhenti karena perbedaan kelas.
***
Hari-hari itu pun berlalu, rasa kebencian yang ditimbulkan didiri Evan terhadap terre berubah entahlah. Menjadi rasa yang nyaman. Tapi bukan tentang cinta. Kalau cinta... terlalu cepat untuk dibahas.
“so, you come?” tanya Evan yang berada di kantin. Memegang tray makannya itu yang berisi burger. “your ex party? I guess no” ucap Terre lagi. Evan hanya melirik ke arah Terre. “aww come on terre, just help me” ucap Evan memehon. Terre hanya berjalan cepat ke arah meja mereka. Evan menyusulnya. “aweh pretty please, she invite me” ucap Evan lagi memohon. “is that important? You still love her hu?” tanya Terre lagi. “no, i don’t love her. Cause this time she need to see i’ve move on. I come with other girls” ucap Evan lagi. “so you using me?” tanya terre lagi. Evan hanya mengimbangi jalan wanita didepannya itu, lalu merangkulnya. “no, i’m not. I respect you” ucap Evan, dan merangkul wanita itu dekat dengan tubuh lelaki itu. Terre memegang Traynya dengan kuat. Tangannya gemetar, dalam detikan itu semua desiran darah bergerak cepat. Terre berada di rengkuhan Evan. Tuhan. Apa ini? Mungkinkah ini adalah waktu dimana memang pasti itu akan datang? Mungkinkah ini.. Cinta?
***
Terre sekarang duduk di meja rias apartemennya itu, menatap dirinya. Dihadapan cermin. Tubuhnya sekarang terbalut dengan tube dress biru. Rambutnya dibiarkan tergerai. Diapaknya heels putih. Lalu mengecek Hpnya. Terlihat SMS Evan sudah ada didepan pintu. Terre menghembuskan nafasnya.
“you look good with that dress” ucap Evan, memegang belakang lehernya. Baru kali ini melihat sifat Evan yang seperti ini. Kenapa dia? Salting. “eh thanks, let’s go” ucap Terre. Evan menggandeng tangan Terre turun dari apartemennya, dilihatnya mobil audi Evan, dan mereka masuk kedalam mobil itu. mobilnya evan berjalan, menembus angin dingin kota Detroit...
***
Pesta pun berlangsung dengan meriahnya. Banyak siswa yang sudah lost control. Ya, kalian tahu, Mabuk. Make Out. Sudah berada di pandangan Terre. Terre hanya duduk santai dikursinya. Sendiri. Kalau evan. Entahlah. Sudah beberapa lelaki yang mabuk, atau tidak mengajaknya berdansa. Terre hanya menolaknya dengan halus. Dilihat daritadi ada yang menatap garang. Avery. Jujur saja. Avery belum bisa melupakan Evan. Wanita populer itu masih mengharapkan Evan. Baru Evan yang benar-benar menyukai dirinya. Tidak seperti lelaki yang dia dapatkan belakangan ini. Itu alasannya Evan diajak ke pesta ini. Tapi tak diduga Evan membawa Terre di gandengannya. Malah saat bertemu Avery. Evan memegang pinggang Terre. Malah kalau berbicara hanya berbisik. Berbisi ke telinga, lalu mereka berdua terkekeh. Avery haru mengakui. Terre cantik malam ini. Tubuhnya Terre yang atletis. Ya. Atletis, dia adalah ex dancer. Avery tau semua karena Evan sering bercerita tentang Terre kepada dirinya. Alasan itu juga yang membuat Avery berpaling dari Evan. Tapi memang. Perkataan Evan harus diakui. Waktu ada kelas menari. Avery melaksanakan home assigment terbaik bersama Evan. Avery harus mengakui itu. bahkan gosipnya. Terre ingin di ajak kedalam Cheerleaders mereka. jangan sampai terre merebut jabatan yang paling diincarnya. Kapten.
Masih dalam suatu metafora kebencian yang sama. Avery menatap garang. Terre menyadari tatapan itu. tapi dia hanya terdiam. Tidak menggubris. Saat terre sibuk dengan teman satu kelas Fisikanya itu. Evan datang, dengan muka yang sudah tidak beres. Teman Terre meninggalkan mereka berdua.
“are you drunk?” tanya terre lagi. Kalo iya, berarti Terre harus menyupir malam nanti. “not really, half drunk” ucap Evan. Terre hanya menghembuskan nafasnya, ditarik tubunya Evan lalu digotongnya Evan ke arah taman belakang. Mereka duduk berdua, dan Terre mengambilkan segelas air mineral dari dapur Avery.
“drink” ucap Terre menyodorkan gelasnya. Evan hanya mengangguk lalu meminum habis air mineral itu. lalu dia bersender ke kursi “i’m sorry i bring you here, i know you hate beer” ucap Evan. Terre mengangguk lalu menyenderkan tubuhnya ke bangku. Itu tepat saat evan membentangkan tangannya. Dengan pelan Evan mengelus rambut Terre pelan. Telle terbuai, dan tanpa sadar, dia menaruh kepalanya di bahu Evan.
“it’s okay” ucap Terre. Entah apa saat ini. Hati evan berdebar. Beda dengan saat dia bersama Avery, gak pernah dia gugup depan cewek. Gak pernah. Memang sih evan sempet suka sedikit sama Terre tapi semenjak Avery datang di kehidupannnya. Semuanya berubah. “let’s go home” ucap Evan. Terre menengok ke arah Evan. Efek minum sepertinya masih ada. Terre tidak mau mengambil resiko. Dirogohnya kantong Evan lalu langsung menyeret Evan ke mobilnya itu. “let me drive” ucap Terre Evan mengangguk. Lalu dia terduduk di kursi penumpang. Melihat terre menyetir dengan serius. Hati Evan berdegup kencang. Mungkinkah rasa itu kembali lagi?
Perjalanan pulang seakan sunyi. Mereka berdua tetap berkalut dengan pikirannya masing-masing. Terre fokus akan menyetir mobil itu. Saat detikan yang berikutnya mereka sudah sampai didepan apartemen Terre. Terre menghembuskan nafasnya.
“are you sure you can drive the car by your self?” tanya Terre lagi, Evan mengangguk, tapi masih kelihatan efek beer itu masih ada diraut wajah Evan. Terre menghembuskan nafasnya lagi. “come in, sleep at my flat. You need take a rest” ucap Terre. Jujur, medengar perkataan itu. Evan langsung terkejut, terlihat Terre sudah keluar dari mobil. Evan langsung buru-buru keluar mengimbangi Jalan Terre. “is it okay?” tanya Evan. Terre mengangguk. Evan hanya tersenyum, lalu merangkul Terre. Terre hanya terdiam. Saat sampai depan apartemennya. Terre langusng mengingatkan evan. “i just have one room, is that okay if you sleep on my couch?” tanya Terre lagi. Evan mengangguk setuju. Saat Terre masuk ke kamarnya. Evan pergi ke dapur dan mengambil Jus yang ada di kulkas Terre. Saat Evan menegak habis minumnya itu, terlihat Terre keluar dengan baju santainya. Lalu membawa baju putih polos. “well, this is your clothes that i forget to give you back” ucap Terre memberikan kaus itu. Waktu itu sempet terre memakai kaus Evan karena mereka sedang tugas kelompok di rumah Evan. Dan baju Terre ketumpahan jus. “thanks” ucap evan mengambil baju itu. Terre melihat ke arah evan yang berjalan ke arah kamar mandi.
Terre duduk di sofa dan menonton, sambil meminum Jus yang tadi Evan keluarkan, terlihat Evan sudah duduk disampin Terre. Saat itu jujur Evan agak salting, duduk berdua doang. Di apartemen Terre, dan terre juga hanya memakai hotpantsnya dan tengtop. Hanya gay yang tidak berfikiran ke arah sana. Apalagi otak Evan separuhnya sudah mabuk. Tapi evan tetap mengendalikan tubuhnya. Berusaha untuk tidak melakukan hal bodoh. Karena itu Evan bergerak agak kaku. Ingin sekali dia merangkul wanita disampingnya itu. sepertinya Terre bisa membaca itu, Terre tersenyum, lalu mengambil tangan Evan dan ditaruh kebelakang lehernya. Lalu Terre mendekat, dan sekarang berada di dekapan Evan “if you want to do this, just do it” ucap Terre terkekeh geli, Evan hanya tersenyum dan membelai rambut Terre lembut. Terre membaringkan kepalanya di bahu Evan. Evan tersenyum, dan menyenderkan kepalanya tepa diatas kepala Terre. Terre baru merasakan hal yang sedekat ini dengan Evan, mungkin mereka pernah berpelukan. Tapi tak pernah seintens ini. Dan kedua insan ini. Berdegup kencang, tarian sesak dada yang membuat mereka harus menahan nafas masing-masing. Mungkinkah ini yang dinamakan gelora api cinta? Membakar semua hal yang ada di dalam tubuh? Dan tidak berkerja dengan semestinya? Entahlah.
Saat sedang asik menonton Evan mendengar sura dengkuran pelan. Evan terdiam melihat wajah Terre yang tertidur, mukanya yang menggambarkan ketenangan menghiasi tubuhnya. Tak menyangka Terre akan bisa tertidur dalam rengkuhannya. Dengan ragu Evan berdiri dan menggendong Terre ke kamarnya, menaruh wanita mungil itu di Tempat tidurnya. Saat terlihat wanita itu tertidur evan tersenyum, memberanikan mengecup dahi Terre. Itu ciuman pertama yang diberikan Evan untuk Terre. Setelah kecupan manis itu. Evan segera pergi, saat memegang gagang pintu ada yang menarik bajunya. Itu terre, sambil menunduk. “sleep with me” ucap Terre. Evan menatap terre bingung. Ini benar terre?
“why?” tanya Evan. Terre hanya menggeleng, “just sleep with me” ucap terre, evan mengangguk, baru kali ini sifat manja Terre keluar dihadapan Evan. Evan hanya tersenyum, lalu memeluk terre pelan, dan berjalan ke arah tempat tidur Terre. Evan dengan Canggung berbaring disamping Terre. Terre menatap Evan, Lalu Terre mendekat kearah Evan, Terre menempelkan kepalanya di dada Evan. Evan berfikir, apa yang terjadi dengan terre? Tumben banget Terre lengket sama Evan. Biasanya jutek. Evan mengangkat wajah terre. Terlihat muka tidurnya terpampang. Evan tersenyum lalu mengecup pelan pipi Terre. Terre tersenyum “be right back” ucap Terre berdiri, dari pelukan Evan. Segera ke kamar mandi. Terre berfikir. Apa yang dia lakukan? Gerakan tadi itu adalah gerakan yang cukup frontal bagi dirinya. Saat merasa baikkan, dia keluar dari kamar mandi. Saat keluar terlihat evan langsung menarik tubuh Terre, dan mengecup bibir Terre lembut. Awal Terre hanya terdiam. Beku, tapi lama kelamaan, dia membalas semua itu. perlahan tangan Terre berada di leher Evan. Evan mengangkat tubuh Terre. Terre tergendong dalam ciumannya itu. saat evan menutup pintu. Sepertinya mereka berdua ada dikamar Terre. Ternyata benar. Evan menurunkan Terre dikasur. Masih dengan bibirnya berada di Terre. Terre tidak bisa memungkiri, ini apa yang dia nanti. First kissnya.
Evan sepertinya udah out of control. Bibirnya menyapu leher Terre dengan lebut, sentuhan yang sukup intens terjadi antara mereka. Terre sudah berprasaan tidak enak saat Evan kembali menggulum bibir Terre. Terre jujur tidak mau melepaskan itu. saat mereka tau ini akan berakhir. Terre menghela nafas. her first kiss was awesome.
“sorry i lost my control” ucap Evan menyesal, masih berada diatas tubuh Terre. Terre mengangguk. Lalu menatap ke arah Evan. Mata evan. Evan menatap balik tatapan itu. mereka tersenyum. “and know i believe that i love you” ucap Evan. Terre tersenyum menunduk Evan hanya tertawa kecil. Lalu mengecup dahi Terre pelan. “i love you” ucap Evan. Terre mengangguk, Evan memutar tubuhnya, sekarang dia beradad i sampin Terre, mereka berdua tertidur, tertidur dalam suatu rengkuhan cinta......
***
Berita bahwa Terre berpacaran dengan Evan menhebohkan satu antero Browwana Individuallity High School. Semenjak pesta Avery kemarin, melihat Terre menjelma menjadi putri membuat Terre menjadi “mainan” baru anak anak populer Browwana. Tapi tidak semudah itu. masih ada Evan disisinya. Apalagi Evan pacarnya. Tetap saja Evan, maupun Terre harus masih waspada. Karena ada dua manusia yang benar benar mengincar dirinya. Ryan dan Avery.
***
2 bulan berlalu, hubungan Evan dan Terre masih bersatu, belum ada cekcok permasalahan. Avery dan Ryan juga belum bertindak. Mereka berdua memutuskan untuk menjadi the looser couple. Meskipun tiba-tiba Terre pamornya langsung tinggi DI BIHS tetap dia mundur. Bahkan Christine menawari ikut dalam part Cheerleaders, sampe di jamni jadi kaptennya lagi. Seperti sekolah lain. Cheerleaders, adalah kelas tambahan yang mengankat seluruh anggotanya menjadi populer.
***
5 bulan. Ryan dan Avery mulai bertindak melihat kedua pasangan ini mengumbar kemesraan di depan para murid. Berciuma, atau ya kalian tahulah. Saat jam-jam akhir sekolah. Avery melihat Evan berdiri sendirian di depan lokernya. Evan sudah selesai tidak memiliki kelas hari ini. Saat melihat itu Avery tersenyum licik, mungkin ini saatnya. Dilihat jamnya. Bentar lagi kelas akan selesai. Avery menghampiri Evan.
“Hey Evan, long time no talk” ucap Avery, Evan mengangguk.
“hey, what’s up” tanya Evan santai, Avery bersender di loker samping Evan.
“just missing you” ucap Avery, sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Evan. Okay call her bitch.
“i have Terre, remember that” ucap Evan lagi.
“Evan i’m sorry, i don’t mean to cheating on you, it’s not like you see” ucap Avery.
“whatever but i love terre now” ucap Evan, masih dalam pendiriannya. “let we see” ucap Avery.
“what you gonn—“ ucap Evan terputus dengan ciuman yang diberikan Avery. Evan tidak bisa menahan itu. tapi dia mebalas ciuman Avery. Evan membalikkan tubuh Avery. Dan dia mencium balik Avery...
*otherside*
Terre berjalan kaarah lokernya. Biology class. Dia selesai duluan dengan itu. Biologi meman gmudah, saat dia baru berbelok ke arah lorong lokernya itu. dia melihat 2 insan yang sedang melakukan hal yang terburuk yang pernah dilihat oleh terre. Evan mencium Avery. Terre terdiam melihat pemandangan itu, jadi semua yang dia lakukan bersama Evan selama 5 bulan adalah sampah? Terre masih terpaku, lalu dia segera berbalik ke kelasnya menahan tangisannya itu. jangan menangis. Lelaki itu tidak pantas untuk ditangisi. Terre segera bertemu Christine “christine, i’ll be in the vheerleaders” ucap Terre mantap. Ini adalah waktu yang dinamakan pembalasan.
***
Terre memegang bukunya dengan kuat, dan menunduk. Bel berbunyi. Dia langsung berjalan cepat, terlihat Evan seedang terdiam terpaku di depan lokernya itu. Terre hanya menatap pacarnya itu. tapi terre masih bersikap dingin, dihampirinya loker itu, dan dibantingnya dengan keras. Segera dia pergi ke ruang olahraga. Untuk penjelasan Christine.
***
“so you are cheerleaders huh?” tanya Evan ke terre. “yep” ucap Terre mengangguk di kantin sekolahnya, lalu mereka duduk beruda, saling berhadapan, biasanya bersampingan, tapi tidak utnuk kali ini. Evan masih bungkam
“i though we want to be loosre” ucap Evan. Terre hanay menatap aneh “pacar”nya itu. “popular is the first thing in the high school evan” ucap Terre lagi, memanggil Evan, bukan seperti dulu. Semua berubah. Evan yang merubah itu.
“maybe you are right” ucap Evan. “i’m always right” ucap Terre, saat sedang memakan spagetthi nya itu. Christine datang ke meja mereka berdua “meeting now” ucap Christine, Terre mengangguk lalu berdiri “i need to go bye” ucap Terre. Evan menahan Terre dan mengecup pelan Dahi terre. Terre hanya terdiam. Hatinya seakan ditusuk oleh berjuta pisau. “why you still treat me like this, you love Avery Evan. Not me” ucap Terre dalam hati lalu meninggalkan Evan, tanpa kata, senyuman, bahkan pelukan. Hanya meninggalkannya. Meninggalkannya...
***
Hubungan Terre dan Evan berantakan. Terre digosipkan selingkuh dengan Ryan. Dan Avery leebih dekat dengan Evan saat ini. Mereka berdua jarang bertemu. Jadwal latihan terre lah yang membuat mereka jarang bertemu. Saat istirahat tiba. Terre lagi terlihat mengobrol dengan Ryan. Menggunakan kaus latihan cheerleadersnya itu. semua orang menatap mereka berdua. Ya. Terre memang menjelma menjadi Wanita populer saat ini. Sedangkan Avery. Avery sepertinya masih, tapi dia keluar dari anggota cheers, gara-gara semua maskot memilih Terre dibandingkan dengan dirinya. Saat sedang mengobrol, terlihat seseorang menarik dirinya. Itu Evan.
Terre melepaskan genggamanan itu. “get off” ucap Terre berontak “we need to talk” ucap Evan. Terre terdiam, lalu menatap Evan lagi. “there is no you and me anymore” ucap terre berbisil. Evan terdiam, menatap “pacarnya” itu. “you are my girl—“ ucap Evan. “we’re done” ucap Terre lagi. Berbisik. Evan tertawa kecil. “ha, so you prefer ryan than me, cause he is popular hu?” ucap Evan setangah berteriak menyita pandangan semua orang. “no” ucap Terre pelan “so why?” ucap Evan frustasi.
Terre memaksakan dirinya menatap mata Evan. Evan melihat kepedihan dimata Terre. Tatapan kepedihan, kemuakkan, dan kemarahan. “cause i’m not DATING who cheating with me” ucap Terre lagi. Menekankan kata datingnya itu. Evan hanya tertawa besar. “you are the one cheating. Bitch” ucap Evan. Lepas kontrol. Terre terdiam oke. Habis emosi Terre di depan Evan. Terre menamapr Evan keras. “so, who kissing HIS EX before the class over? Ghost? Get off from my way JERK” ucap Terre lagi. Menahan tangisnya. Dia segera berlari menabrak tubuh Evan yang terdiam kaku. Terre tau hal itu. terre tau insiden itu. Evan terdiam, semua orang menatap rendah kearah Evan. Dalam waktu itu. Evan dan Avery. Dinyatakan. A new loosers.
Terre berlari ke arah kamar kecil wanita, dia menangis. Jadi sekarang ini sebenarnya evan. Memanggil dirinya bitch? Apakah itu gak kasar ya? Kalau evan memang benar menyayangi Terre kenapa Evan sanggup mengatakan itu? hal yang terjadi membuat Terre yakin. Evan memang hanya memainkan dirinya. Terre berusaha berhenti menangis. Dia mencucui mukanya, setelah selesai membersihkan make upnya. Terre keluar. Tepat saat keluar, seseorang mendiring Terre. Dan lelaki itu mencium terre tepat dibibir. Terre terdiam itu Evan.
“i’m sorry, and this is just a goodbye kiss. But. I do love you” ucap Evan berbisik tepat ditelinga Terre. Terre memejamkan matanya. Terre masih merasakan gejolak yang sama. Yang dia tahu adalah. Hidupnya bersama Evan sudah selesai. This is the end of their love story. But is that true? no it’s not true...
***
Perperangan Terre dan Evan yang terjadi waktu itu membuat anggota “pecundang” kedantangan 2 orang. Evan dan Avery. Sedangkan Terre, sudah berubah. This good girl, gone bad. Kissing, make out, drunk, bullying, left the class, clubing. Itulah keseharian Terre. Terre tau ini salah, apa yang dia lakukan. Tau itu adalah salah. Tapi hal ini. Pelariannya dari kehancuran hatinya. Dia tidak mau masa kelam SMPnya terulang lagi. Jika Evan mematahkan hatinya, dia harus mengacuhkannya. Lelaki bukanlah dia.
Terre berjalan di koridor dengan Ryan berdua, Terre gak berpacaran dengan Ryan. Tapi semua mengiranya seperti itu. tapi kenyataan. Tidak. Terre masih single. Saat berjalan Koridor terlihat Avery dengan keterpurukannya menatap sinis terre dengan Bolero kulitnya membungkus tengtop putihnya. Rok jeansnya yang menemani kakinya itu. heels menemani kaki itu. berjalan angkuh disamping Ryan. Terre berjalan, dan melihat tatapan Sinis Avery. Terre menatap rendah Avery dan berjalan mendekat Avery, disertai ‘komplotan populernya’ Terre menatap rendah ke arah Avery. Terre melipatkan tangan di dadanya.
“happy to be cheating huh?” tanya Terre lagi, didepan Avery. Avery yang mungkin sudah lupa “kodratnya” menatap bali ke arah Terry. “well, your ex is sucha good kisser i love him” ucap Avery bertolak pinggang. Terre hanya tertawa remeh. “huh? So you are happy with that.. mm. What should i call? Ummm that looser?” tanya Terre lagi, semua orang tertawa. Avery terdiam. Hanya bagian populerlah yang tertawa. Tapi disitu bukan Avery saja yang terdiam. Evan juga terdiam. Mendengar perkataan itu. Avery mengambil soda yang sedang diminum orang lewat, lalu melemparkannya di tepat muka Avery. Semua tamabah tertawa. Antek-anteknya Terre langsung berjalan ke arah Every sambil membawa, entahlah sepertinya menu makan siang hari ini. Dan pyar. Semua dilempar ke arah Avery. “just accept that avery, you are not popular again. You can’t do that to me. Admit that” ucap Terre. Avery terdiam. Tapi dia masih menatap Terre sengit. “goodbye populer. And hello. Loosers” ucap Terre pelan, tepat di depan muka Terre semua bereriak “aww you got that shoot baby” ucap pemain football. Terre hanya tersenyum angkuh. Lalu memainkan rambut Avery dan meninggalkan Avery, dengan keterpurukannya. Sedangkan Evan. Hanya menatap “mantan” nya itu. Evan tau, itu adalah benteng Terre sekarang. Benteng dimana dia berpijak.
Evan berjalan menyosori koridor, saat terlihat Terre dan antek-anteknya sedang berkumpul Evan menatap malas, langsung memutar balik. Tapi lelaki itu telat. Evan sudah dicegat dengan Tim Football. Evan hanya mendecak kesal. Terre hanya menatap kearah apa yang Ryan dan lainnya lakukan. Mungkin ini yang dinamakan “the real life of Hogh School life”. Evan menatap lelaki itu. Evan bukanlah tipe cowok penakut. Terre tau itu. mengingat pernah Evan menyelamatkan Terre dari jambretan penjahat Detroit. Ryan mengelilingi Evan.
“how special are you, to be get my girl love hu?” tanya Ryan lagi, terre langsung menengok ke arah Ryan dan Evan. “oh shut up ryan” ucap Terre malas, masih menempel didinding bersama anggota cheerleaders. “why you keep quite” ucap Ryan lagi. Evan tetap bungkam, dia menggertakkan giginya geram. Terre melihat kearah mereka mengawasi, kalau ada yang ganjal Terre mau gak mau harus turun ke tengah-tengah perdebatan itu.
Ryan tetap memanasi emosi Evan. Terre tau Evan pasti emosi, terlihat dari gertakan grahamnya. Tak pernah terre melihat Evan semarah itu. semua orang ikut tertawa terkecuali terre. Terre masih mengawasi mereka berdua.
“get off” ucap evan. Akhirnya angkat bicara. Terre tetap masih mengawasi itu. “oww, should i?” tanya Ryan lagi, nyolot. “yeah you should, or you gonna be a little chicken here” ucap Evan. Terre melihat tatapan mereka. sudah ada yang tidak beres. Terre turun tangan. “woah woah, guys shut up. Ryan, just let this lil looser chick here. If you guys have something to splash, just splash him, we’re go” ucap Terre, memotong “hawa panas” itu. Terre langsung mendorong Ryan keras kearah belakang, terlihat tim footbaall player membawa beberapa minuman, it just like a slushe, dilemparkanlah itu ke arah Evan. Terre melihat itu, lalu membuang pandangannya. Dan menengok ke depan. Evan hanya pedih menatap itu. jadi begini ya rasa dicampakkan? Sakit.
***
“why you come?” tanya Ryan lagi “if i not come you’ll be like a lil gurl, crying, begging a forgive to him” ucap Terre lagi. “he’s more stronger than you know ry” ucap Terre. Ryan hanya menganggu. “so, you come to the party?” tanya Ryan lagi. “Of Course” ucap Terre tersenyum. Mereka berjalan menyusuri koridor dan memasuki kelas berikutnya. Melanjutkan hidup...
***
Malam itu terre siap dengan Red Dress talinya. (baju yang ada di you belong with me). Terre looks like a hot stuff. Well she’s hot. Berjalan bersama ryan dengan tuxedonya. Semua orang bersiul. Menyauti Terre. Terre tertawa. Lagu like a g6 terputar. Bir tersedia. Bad side Terre muncul. Cewek dugem. Itulah title nya buat orang Indonesia. Terre semakin under cotrol. Terre mabok total. Tubuhnya sudah di manfaatkan oleh lelaki lainnya. Hanya ada satu orang menatap marah. Itu Evan. Ya. Evan datang. Seperti biasa, menjaga wanita itu. Evan tau Terre tidak seperti itu. dia kenal siapa terre. Terlihaat Ryan mengajaknya kelantai atas. Evan tau itu adalah kamar. Evan mulai sedikit bergerak mengikuti mereka. menguntit apa yang dilakukan ryan. Ternyata benar. Ryan masuk kamar dengan Terre. Mata Evan panas, dia segara menyusul Ryan. Didalam. Ryan sudah menguasain Terre. Terre yang mabok tidak menyadari, saat itu Evan membuka pintunya dengan kasar, dan terlihat Ryan sedang melumat tubuh Terre yang tidak tertutup kain. Apa yang dilihat Evan cukup membuat emosinya memuncak. Ryan langsung disingkirkan, dan memukul tepat di mukanya. Ryan tersungkur, sedangkan Terre tidak sadar. Dia pingsan. Evan langsung menggendong wanita itu. dan segera mengembalikan tubuh wanita yang dimakan oleh pergaulan yang terlalu bebas...
***
Di apartemen Evan sudah mengistirahatkan wanita itu. Evan menggantikan baju terre, tanpa ada nafsu untuk melumat terre saat itu. padahal kalo mau Evan pasti bisa melakukan itu. tapi evan tidak bisa. Dia masih ingat akan kata terre. Dia masih menjaga virginitynya. Setelah Evan mengganti baju, dia tertidur di sofa yang ada di kamar terre. Terlelap. Menjaga sang wanita. Yang mungkin akan syok jika dia tau apa yang terjadi...
***
Pagi menusuk. Matahari menusuk keras mata Terre, Terre tebangun, terasa kepalanya pusing berat. Dilihat dirinya tidak lagi menggunakan dress semalam, tapi baju santai. Dicoba mengingat apa yang terjadi. Evan menyelamatkan dirinya dari kuasa Ryan. Dia melihat sekitar. Setelah itu terpaku dengan seorang lelaki yang terlelap dengan kemejanya itu. terre meliha lelaki itu, terre terdiam, lelaki itu. evan. Evan masih menjaga dirinya, meskipun sudah ribuan bullying yang diberikan Terre and the gang terhadap dirinya. Seketika terre merasakan bersalah. Terre masih menyukai Evan, tapi dia melakukan seperti itu terhadap Evan. Terre berjalan lemas dihadapan Evan, dan melihat wajah letih itu. terre... menangis...
***
Suara tangisan membangunkan tidur yang tidak begitu nyaman Evan. Evan membuka matanya, terlihat Terre menangis dihadapannya, sambil terduduk lemas di lantai. Apa yang terjadi?
“what happened?” tanya Evan lembut, pingin sekali gadis itu dipeluk. Tapi tidak. Tidak bisa. Terre bukanlah pacarnya lagi, bahkan terre membencinya. “why you don’t fuck me alrady, i was faint. And you changed my clothes. Why you don’t fuck me. Why?” tanya terre lagi. Masih dalam isakannya, Evan tertegun dengan perkataan wanita itu. “you know i won’t do that ter” ucap Evan. Terre menatap Evan, Evan menatap dirinya lembut. Tatapn itu tatapan yang dicari terry dari semua lelaki tapi tidak bisa dia temukan, dia menangis lagi, lalu memeluk Evan dengan kencang. “i’m sorry, i’m sorry, i’m being so rude, i’m bullying you, i let ryan to bullying you, you have a bad memorise in this high school just cause of me, i’m so—“ ucapan Terre terpotong, dengan kecupan lembut dibibirnya. Kecupan ini, bukan kecupan yang dia pernah rsakan dari lelaki yang pernah menciumnya. Ciuman itu hanya penuh dengan kenafsuan. Tapi tidak dengan ciuman yang dia rasakan saat ini. Ciuman yang lembut, dan, cinta. Terre terdiam. Evan melepaskan ciuman itu. dan menatap Terre. “it’s okay” ucap Evan. Terre menaruh kepalanya di dada Evan. “ i never stop to loving me you even you push me down” ucap Evan. Terre menangis dipelukan Evan “i’m still love you” ucap Terre pelan....
Terre berfikir dalam. Dalam pelukan itu. dia berfikir, Inikah yang dinamakan ketulusan cinta? Meskipun dirinya sudah menyakiti lelaki itu berulang kali, tetapi lelaki itu tetap menjaga wanita itu. mungkinkah memang dia adalah lelaki yang disiapkan tuhan untuk Terre? Terre tersnyum, tidak peduli akan apa yang terjadi nanti. Tapi yang dia pedulikan adalah, dirinya. Sekarang, berada di tangan yang tepat. Dimana orang yang benar-benar mencintainya tulus. Bukan atas nama kepopuleraan, bukan atas nama harta. This is the real of love. However they push you down. You still fight with it. And know you get it. Seperti kata peribahasa. Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu. Senang kemudian. Seperti layaknya Evan. Mendapatkan Terre bukanlah suatu perjuangan yang mudah, tapi dia tau ini bukan perjuangan akhirnya. But.. this is the beggining of their story. This is their story....
***
Terre berjalan digedung sekolahnya yang baru. Browwanna Individuallity School. Sekolah barunya yang terletak di Washington D.C. Amerika. Terre wanita Indonesia itu bertolak ke Amerika untuk menyongsong hidupnya, atau lebih tepatnya melupakan masa SMPnya yang kelam. Penuh dengan kesedihan yang menggariskan hatinya. Hanya disebabkan seorang lelaki yang entah tinggalnya dimana. Yang entah bagaimana sifat aslinya. Tapi yang pasti. Lelaki itu sukses membuat dirinya untuk menjadi gadis remaja yang menyedihkan...
Lupakanlah masa lalu, itu tidak lagi untuk diingat. Yang menting sekarang Terre sudah ada di Amerika. Tempat baru, Terre mendapatkan beasiswa karena prestasinya yang cukup membanggakan. Saat menyusuri lorongnya, terlihat sepertinya sekolah ini mendedikasikan ke tari. Terre tersenyum, mungkin seharusnya dia disini. Bukan di Indonesia dengan kenangan yang suramnya....
Terre melihat ke arah iPadnya. Melihat jadwal kelas, dan segala barang-barangnya. Terre sekali lagi mencari letak lokernya itu. Setelah bertemu lokernya Terre segera merapihkan lokernya dan menaruh barang yang tidak dibutuhkan. Dilirik lagi sekitar koridor itu. terlihat semua orang menatap sinis ke wanita itu. ya tentu saja. Terre termasuk wanita yang cantik. Dengan postur tubuhnya yang tinggi, dan kulitnya yang putih pucat. Matanya memancarkan warna keemasan yang indah. Rambut hitamnya yang bergelombang dibiarkan terurai. Dan belum juga baju vest yang baru keluar dari fashion week, dan short skirt jeans nya itu. membuat semua menatap sinis. Kakinya ditemani oleh boot heels hitamnya itu. menambah kelihatan elegannya wanita itu. oke semua sekarang malah menatap sirik. Tepatnya kaum wanita. Sepertinya mereka mendapatkan saingan baru.
Terre menutup loker itu dengan membanting cukup keras. Membuat semua orang langsung terdiam. Segera ia berjalan menyusuri lorongnya itu. Mencari kelasnya. Kelas matematika. Setelah berjalan sedikit, ketemulah kelas matematikanya itu. terlihat agak sepi. Terre langsung masuk dan duduk di tempat agak yang belakang. Saat mendengar bel, semua murid masuk dengan agak tergesa-gesa.
“so you are the girl huh?” tanya seseorang. Terre terkaget, lalu melirik sebelah. Lelaki dengan mata hijaunya. Sepertinya terre kenal mata itu, dan senyuman itu.
“what girl?” tanya Terre balik “the girl move from asia, i don’t have any idea to imagine asian girl will be like you, well, i have. My friends from asia, kinda pretty” ucap lelaki itu Terre melirik lelaki itu, memandanginya, sepertinya dia mirip...mirip Evan. Iya mirip Evan. Tapi Evan kan di Belanda. Bukan disini. Di Detroit.
“where she come from?” tanya Terre. Lelaki itu menjawab dengan santai “Indonesia” Terre terdiam, dan melirik lelaki itu. mungkinkah itu Evan? “so what’s your name?” tanya lelaki itu. “terre” ucap terre sambil membuka bukunya, kali ini lelaki itu yang terdiam. “so which asia you come from?” tanya Lelaki itu lagi “indonesia” ucap Terre. Cukup membuat lelaki itu terdiam. Melihat ke arah Terre. “terre? Is that you?” tanya Lelaki itu. Terre menengok ke arah lelaki. Terre tersenyum kecut. “well, it’s look like you still remember me, ha. Yeah it’s me” ucap Terre. Yep ternyata itu Evan.
“how can i forgot you?” tanya lelaki itu. Evan. “when you have girlfriend ofcourse.” Ucap Terre lalu terdiam, karena Guru sudah datang. Mereka belajar algebra. Saat mengerjakan tugas di papan tulis. Terdengar bel. Semua orang menutup bukunya dan keluar dari kelas satu persatu. Evan menghampiri Terre.
“well, we’re just not talk anymore it doesn’t mean i forgot you” ucap Evan. Terre mengangguk lalu menengok ke arah Evan. Lelaki yang membuat masa SMP nya penuh dengan kesuraman yang tak terhujung. “so, how’s about Avery?” tanya Terre. Avery itu pacarnya Evan, yang sukses membuat Terre galau gak berhenti 1 tahun penuh.
“she’s here” ucap Evan. Terre langsung berhenti menengok ke Evan “you still with her?” tanya terre lagi, sambil berjalan. “nope, we’re done, since she become to be a popular, and she’s cheating on me” ucap Evan. Terre berhenti karena sampai dilokernya. Surprise. Loker Evan berada di sebrang. “so you are a looser one?” tanya Terre menanggapi statement tentang popular girl. “i guess so” ucap Evan “oh” ucap Terre, saat mengambil bukunya lagi. Evan bertanya. “what class?” tanyanya “biology” ucap terre “bored” ucap Evan langsung “ish, no, it’s fun.you never change” ucap Terre sambil memukul pelan tubuh Evan dengan buku Biologi nya. “Biology is bored terre” ucap Evan. Terre hanya menutup lokernya, dan melipatkan tangannya di dadanya.
“and you still love that stupid lesson?” tanya Terre “ish, History is not stupid like you think?” bantah Evan. Mereka berdua akhirnya beragumen dengan mana pelajaran yang paling asik. Tapi terhenti karena perbedaan kelas.
***
Hari-hari itu pun berlalu, rasa kebencian yang ditimbulkan didiri Evan terhadap terre berubah entahlah. Menjadi rasa yang nyaman. Tapi bukan tentang cinta. Kalau cinta... terlalu cepat untuk dibahas.
“so, you come?” tanya Evan yang berada di kantin. Memegang tray makannya itu yang berisi burger. “your ex party? I guess no” ucap Terre lagi. Evan hanya melirik ke arah Terre. “aww come on terre, just help me” ucap Evan memehon. Terre hanya berjalan cepat ke arah meja mereka. Evan menyusulnya. “aweh pretty please, she invite me” ucap Evan lagi memohon. “is that important? You still love her hu?” tanya Terre lagi. “no, i don’t love her. Cause this time she need to see i’ve move on. I come with other girls” ucap Evan lagi. “so you using me?” tanya terre lagi. Evan hanya mengimbangi jalan wanita didepannya itu, lalu merangkulnya. “no, i’m not. I respect you” ucap Evan, dan merangkul wanita itu dekat dengan tubuh lelaki itu. Terre memegang Traynya dengan kuat. Tangannya gemetar, dalam detikan itu semua desiran darah bergerak cepat. Terre berada di rengkuhan Evan. Tuhan. Apa ini? Mungkinkah ini adalah waktu dimana memang pasti itu akan datang? Mungkinkah ini.. Cinta?
***
Terre sekarang duduk di meja rias apartemennya itu, menatap dirinya. Dihadapan cermin. Tubuhnya sekarang terbalut dengan tube dress biru. Rambutnya dibiarkan tergerai. Diapaknya heels putih. Lalu mengecek Hpnya. Terlihat SMS Evan sudah ada didepan pintu. Terre menghembuskan nafasnya.
“you look good with that dress” ucap Evan, memegang belakang lehernya. Baru kali ini melihat sifat Evan yang seperti ini. Kenapa dia? Salting. “eh thanks, let’s go” ucap Terre. Evan menggandeng tangan Terre turun dari apartemennya, dilihatnya mobil audi Evan, dan mereka masuk kedalam mobil itu. mobilnya evan berjalan, menembus angin dingin kota Detroit...
***
Pesta pun berlangsung dengan meriahnya. Banyak siswa yang sudah lost control. Ya, kalian tahu, Mabuk. Make Out. Sudah berada di pandangan Terre. Terre hanya duduk santai dikursinya. Sendiri. Kalau evan. Entahlah. Sudah beberapa lelaki yang mabuk, atau tidak mengajaknya berdansa. Terre hanya menolaknya dengan halus. Dilihat daritadi ada yang menatap garang. Avery. Jujur saja. Avery belum bisa melupakan Evan. Wanita populer itu masih mengharapkan Evan. Baru Evan yang benar-benar menyukai dirinya. Tidak seperti lelaki yang dia dapatkan belakangan ini. Itu alasannya Evan diajak ke pesta ini. Tapi tak diduga Evan membawa Terre di gandengannya. Malah saat bertemu Avery. Evan memegang pinggang Terre. Malah kalau berbicara hanya berbisik. Berbisi ke telinga, lalu mereka berdua terkekeh. Avery haru mengakui. Terre cantik malam ini. Tubuhnya Terre yang atletis. Ya. Atletis, dia adalah ex dancer. Avery tau semua karena Evan sering bercerita tentang Terre kepada dirinya. Alasan itu juga yang membuat Avery berpaling dari Evan. Tapi memang. Perkataan Evan harus diakui. Waktu ada kelas menari. Avery melaksanakan home assigment terbaik bersama Evan. Avery harus mengakui itu. bahkan gosipnya. Terre ingin di ajak kedalam Cheerleaders mereka. jangan sampai terre merebut jabatan yang paling diincarnya. Kapten.
Masih dalam suatu metafora kebencian yang sama. Avery menatap garang. Terre menyadari tatapan itu. tapi dia hanya terdiam. Tidak menggubris. Saat terre sibuk dengan teman satu kelas Fisikanya itu. Evan datang, dengan muka yang sudah tidak beres. Teman Terre meninggalkan mereka berdua.
“are you drunk?” tanya terre lagi. Kalo iya, berarti Terre harus menyupir malam nanti. “not really, half drunk” ucap Evan. Terre hanya menghembuskan nafasnya, ditarik tubunya Evan lalu digotongnya Evan ke arah taman belakang. Mereka duduk berdua, dan Terre mengambilkan segelas air mineral dari dapur Avery.
“drink” ucap Terre menyodorkan gelasnya. Evan hanya mengangguk lalu meminum habis air mineral itu. lalu dia bersender ke kursi “i’m sorry i bring you here, i know you hate beer” ucap Evan. Terre mengangguk lalu menyenderkan tubuhnya ke bangku. Itu tepat saat evan membentangkan tangannya. Dengan pelan Evan mengelus rambut Terre pelan. Telle terbuai, dan tanpa sadar, dia menaruh kepalanya di bahu Evan.
“it’s okay” ucap Terre. Entah apa saat ini. Hati evan berdebar. Beda dengan saat dia bersama Avery, gak pernah dia gugup depan cewek. Gak pernah. Memang sih evan sempet suka sedikit sama Terre tapi semenjak Avery datang di kehidupannnya. Semuanya berubah. “let’s go home” ucap Evan. Terre menengok ke arah Evan. Efek minum sepertinya masih ada. Terre tidak mau mengambil resiko. Dirogohnya kantong Evan lalu langsung menyeret Evan ke mobilnya itu. “let me drive” ucap Terre Evan mengangguk. Lalu dia terduduk di kursi penumpang. Melihat terre menyetir dengan serius. Hati Evan berdegup kencang. Mungkinkah rasa itu kembali lagi?
Perjalanan pulang seakan sunyi. Mereka berdua tetap berkalut dengan pikirannya masing-masing. Terre fokus akan menyetir mobil itu. Saat detikan yang berikutnya mereka sudah sampai didepan apartemen Terre. Terre menghembuskan nafasnya.
“are you sure you can drive the car by your self?” tanya Terre lagi, Evan mengangguk, tapi masih kelihatan efek beer itu masih ada diraut wajah Evan. Terre menghembuskan nafasnya lagi. “come in, sleep at my flat. You need take a rest” ucap Terre. Jujur, medengar perkataan itu. Evan langsung terkejut, terlihat Terre sudah keluar dari mobil. Evan langsung buru-buru keluar mengimbangi Jalan Terre. “is it okay?” tanya Evan. Terre mengangguk. Evan hanya tersenyum, lalu merangkul Terre. Terre hanya terdiam. Saat sampai depan apartemennya. Terre langusng mengingatkan evan. “i just have one room, is that okay if you sleep on my couch?” tanya Terre lagi. Evan mengangguk setuju. Saat Terre masuk ke kamarnya. Evan pergi ke dapur dan mengambil Jus yang ada di kulkas Terre. Saat Evan menegak habis minumnya itu, terlihat Terre keluar dengan baju santainya. Lalu membawa baju putih polos. “well, this is your clothes that i forget to give you back” ucap Terre memberikan kaus itu. Waktu itu sempet terre memakai kaus Evan karena mereka sedang tugas kelompok di rumah Evan. Dan baju Terre ketumpahan jus. “thanks” ucap evan mengambil baju itu. Terre melihat ke arah evan yang berjalan ke arah kamar mandi.
Terre duduk di sofa dan menonton, sambil meminum Jus yang tadi Evan keluarkan, terlihat Evan sudah duduk disampin Terre. Saat itu jujur Evan agak salting, duduk berdua doang. Di apartemen Terre, dan terre juga hanya memakai hotpantsnya dan tengtop. Hanya gay yang tidak berfikiran ke arah sana. Apalagi otak Evan separuhnya sudah mabuk. Tapi evan tetap mengendalikan tubuhnya. Berusaha untuk tidak melakukan hal bodoh. Karena itu Evan bergerak agak kaku. Ingin sekali dia merangkul wanita disampingnya itu. sepertinya Terre bisa membaca itu, Terre tersenyum, lalu mengambil tangan Evan dan ditaruh kebelakang lehernya. Lalu Terre mendekat, dan sekarang berada di dekapan Evan “if you want to do this, just do it” ucap Terre terkekeh geli, Evan hanya tersenyum dan membelai rambut Terre lembut. Terre membaringkan kepalanya di bahu Evan. Evan tersenyum, dan menyenderkan kepalanya tepa diatas kepala Terre. Terre baru merasakan hal yang sedekat ini dengan Evan, mungkin mereka pernah berpelukan. Tapi tak pernah seintens ini. Dan kedua insan ini. Berdegup kencang, tarian sesak dada yang membuat mereka harus menahan nafas masing-masing. Mungkinkah ini yang dinamakan gelora api cinta? Membakar semua hal yang ada di dalam tubuh? Dan tidak berkerja dengan semestinya? Entahlah.
Saat sedang asik menonton Evan mendengar sura dengkuran pelan. Evan terdiam melihat wajah Terre yang tertidur, mukanya yang menggambarkan ketenangan menghiasi tubuhnya. Tak menyangka Terre akan bisa tertidur dalam rengkuhannya. Dengan ragu Evan berdiri dan menggendong Terre ke kamarnya, menaruh wanita mungil itu di Tempat tidurnya. Saat terlihat wanita itu tertidur evan tersenyum, memberanikan mengecup dahi Terre. Itu ciuman pertama yang diberikan Evan untuk Terre. Setelah kecupan manis itu. Evan segera pergi, saat memegang gagang pintu ada yang menarik bajunya. Itu terre, sambil menunduk. “sleep with me” ucap Terre. Evan menatap terre bingung. Ini benar terre?
“why?” tanya Evan. Terre hanya menggeleng, “just sleep with me” ucap terre, evan mengangguk, baru kali ini sifat manja Terre keluar dihadapan Evan. Evan hanya tersenyum, lalu memeluk terre pelan, dan berjalan ke arah tempat tidur Terre. Evan dengan Canggung berbaring disamping Terre. Terre menatap Evan, Lalu Terre mendekat kearah Evan, Terre menempelkan kepalanya di dada Evan. Evan berfikir, apa yang terjadi dengan terre? Tumben banget Terre lengket sama Evan. Biasanya jutek. Evan mengangkat wajah terre. Terlihat muka tidurnya terpampang. Evan tersenyum lalu mengecup pelan pipi Terre. Terre tersenyum “be right back” ucap Terre berdiri, dari pelukan Evan. Segera ke kamar mandi. Terre berfikir. Apa yang dia lakukan? Gerakan tadi itu adalah gerakan yang cukup frontal bagi dirinya. Saat merasa baikkan, dia keluar dari kamar mandi. Saat keluar terlihat evan langsung menarik tubuh Terre, dan mengecup bibir Terre lembut. Awal Terre hanya terdiam. Beku, tapi lama kelamaan, dia membalas semua itu. perlahan tangan Terre berada di leher Evan. Evan mengangkat tubuh Terre. Terre tergendong dalam ciumannya itu. saat evan menutup pintu. Sepertinya mereka berdua ada dikamar Terre. Ternyata benar. Evan menurunkan Terre dikasur. Masih dengan bibirnya berada di Terre. Terre tidak bisa memungkiri, ini apa yang dia nanti. First kissnya.
Evan sepertinya udah out of control. Bibirnya menyapu leher Terre dengan lebut, sentuhan yang sukup intens terjadi antara mereka. Terre sudah berprasaan tidak enak saat Evan kembali menggulum bibir Terre. Terre jujur tidak mau melepaskan itu. saat mereka tau ini akan berakhir. Terre menghela nafas. her first kiss was awesome.
“sorry i lost my control” ucap Evan menyesal, masih berada diatas tubuh Terre. Terre mengangguk. Lalu menatap ke arah Evan. Mata evan. Evan menatap balik tatapan itu. mereka tersenyum. “and know i believe that i love you” ucap Evan. Terre tersenyum menunduk Evan hanya tertawa kecil. Lalu mengecup dahi Terre pelan. “i love you” ucap Evan. Terre mengangguk, Evan memutar tubuhnya, sekarang dia beradad i sampin Terre, mereka berdua tertidur, tertidur dalam suatu rengkuhan cinta......
***
Berita bahwa Terre berpacaran dengan Evan menhebohkan satu antero Browwana Individuallity High School. Semenjak pesta Avery kemarin, melihat Terre menjelma menjadi putri membuat Terre menjadi “mainan” baru anak anak populer Browwana. Tapi tidak semudah itu. masih ada Evan disisinya. Apalagi Evan pacarnya. Tetap saja Evan, maupun Terre harus masih waspada. Karena ada dua manusia yang benar benar mengincar dirinya. Ryan dan Avery.
***
2 bulan berlalu, hubungan Evan dan Terre masih bersatu, belum ada cekcok permasalahan. Avery dan Ryan juga belum bertindak. Mereka berdua memutuskan untuk menjadi the looser couple. Meskipun tiba-tiba Terre pamornya langsung tinggi DI BIHS tetap dia mundur. Bahkan Christine menawari ikut dalam part Cheerleaders, sampe di jamni jadi kaptennya lagi. Seperti sekolah lain. Cheerleaders, adalah kelas tambahan yang mengankat seluruh anggotanya menjadi populer.
***
5 bulan. Ryan dan Avery mulai bertindak melihat kedua pasangan ini mengumbar kemesraan di depan para murid. Berciuma, atau ya kalian tahulah. Saat jam-jam akhir sekolah. Avery melihat Evan berdiri sendirian di depan lokernya. Evan sudah selesai tidak memiliki kelas hari ini. Saat melihat itu Avery tersenyum licik, mungkin ini saatnya. Dilihat jamnya. Bentar lagi kelas akan selesai. Avery menghampiri Evan.
“Hey Evan, long time no talk” ucap Avery, Evan mengangguk.
“hey, what’s up” tanya Evan santai, Avery bersender di loker samping Evan.
“just missing you” ucap Avery, sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Evan. Okay call her bitch.
“i have Terre, remember that” ucap Evan lagi.
“Evan i’m sorry, i don’t mean to cheating on you, it’s not like you see” ucap Avery.
“whatever but i love terre now” ucap Evan, masih dalam pendiriannya. “let we see” ucap Avery.
“what you gonn—“ ucap Evan terputus dengan ciuman yang diberikan Avery. Evan tidak bisa menahan itu. tapi dia mebalas ciuman Avery. Evan membalikkan tubuh Avery. Dan dia mencium balik Avery...
*otherside*
Terre berjalan kaarah lokernya. Biology class. Dia selesai duluan dengan itu. Biologi meman gmudah, saat dia baru berbelok ke arah lorong lokernya itu. dia melihat 2 insan yang sedang melakukan hal yang terburuk yang pernah dilihat oleh terre. Evan mencium Avery. Terre terdiam melihat pemandangan itu, jadi semua yang dia lakukan bersama Evan selama 5 bulan adalah sampah? Terre masih terpaku, lalu dia segera berbalik ke kelasnya menahan tangisannya itu. jangan menangis. Lelaki itu tidak pantas untuk ditangisi. Terre segera bertemu Christine “christine, i’ll be in the vheerleaders” ucap Terre mantap. Ini adalah waktu yang dinamakan pembalasan.
***
Terre memegang bukunya dengan kuat, dan menunduk. Bel berbunyi. Dia langsung berjalan cepat, terlihat Evan seedang terdiam terpaku di depan lokernya itu. Terre hanya menatap pacarnya itu. tapi terre masih bersikap dingin, dihampirinya loker itu, dan dibantingnya dengan keras. Segera dia pergi ke ruang olahraga. Untuk penjelasan Christine.
***
“so you are cheerleaders huh?” tanya Evan ke terre. “yep” ucap Terre mengangguk di kantin sekolahnya, lalu mereka duduk beruda, saling berhadapan, biasanya bersampingan, tapi tidak utnuk kali ini. Evan masih bungkam
“i though we want to be loosre” ucap Evan. Terre hanay menatap aneh “pacar”nya itu. “popular is the first thing in the high school evan” ucap Terre lagi, memanggil Evan, bukan seperti dulu. Semua berubah. Evan yang merubah itu.
“maybe you are right” ucap Evan. “i’m always right” ucap Terre, saat sedang memakan spagetthi nya itu. Christine datang ke meja mereka berdua “meeting now” ucap Christine, Terre mengangguk lalu berdiri “i need to go bye” ucap Terre. Evan menahan Terre dan mengecup pelan Dahi terre. Terre hanya terdiam. Hatinya seakan ditusuk oleh berjuta pisau. “why you still treat me like this, you love Avery Evan. Not me” ucap Terre dalam hati lalu meninggalkan Evan, tanpa kata, senyuman, bahkan pelukan. Hanya meninggalkannya. Meninggalkannya...
***
Hubungan Terre dan Evan berantakan. Terre digosipkan selingkuh dengan Ryan. Dan Avery leebih dekat dengan Evan saat ini. Mereka berdua jarang bertemu. Jadwal latihan terre lah yang membuat mereka jarang bertemu. Saat istirahat tiba. Terre lagi terlihat mengobrol dengan Ryan. Menggunakan kaus latihan cheerleadersnya itu. semua orang menatap mereka berdua. Ya. Terre memang menjelma menjadi Wanita populer saat ini. Sedangkan Avery. Avery sepertinya masih, tapi dia keluar dari anggota cheers, gara-gara semua maskot memilih Terre dibandingkan dengan dirinya. Saat sedang mengobrol, terlihat seseorang menarik dirinya. Itu Evan.
Terre melepaskan genggamanan itu. “get off” ucap Terre berontak “we need to talk” ucap Evan. Terre terdiam, lalu menatap Evan lagi. “there is no you and me anymore” ucap terre berbisil. Evan terdiam, menatap “pacarnya” itu. “you are my girl—“ ucap Evan. “we’re done” ucap Terre lagi. Berbisik. Evan tertawa kecil. “ha, so you prefer ryan than me, cause he is popular hu?” ucap Evan setangah berteriak menyita pandangan semua orang. “no” ucap Terre pelan “so why?” ucap Evan frustasi.
Terre memaksakan dirinya menatap mata Evan. Evan melihat kepedihan dimata Terre. Tatapan kepedihan, kemuakkan, dan kemarahan. “cause i’m not DATING who cheating with me” ucap Terre lagi. Menekankan kata datingnya itu. Evan hanya tertawa besar. “you are the one cheating. Bitch” ucap Evan. Lepas kontrol. Terre terdiam oke. Habis emosi Terre di depan Evan. Terre menamapr Evan keras. “so, who kissing HIS EX before the class over? Ghost? Get off from my way JERK” ucap Terre lagi. Menahan tangisnya. Dia segera berlari menabrak tubuh Evan yang terdiam kaku. Terre tau hal itu. terre tau insiden itu. Evan terdiam, semua orang menatap rendah kearah Evan. Dalam waktu itu. Evan dan Avery. Dinyatakan. A new loosers.
Terre berlari ke arah kamar kecil wanita, dia menangis. Jadi sekarang ini sebenarnya evan. Memanggil dirinya bitch? Apakah itu gak kasar ya? Kalau evan memang benar menyayangi Terre kenapa Evan sanggup mengatakan itu? hal yang terjadi membuat Terre yakin. Evan memang hanya memainkan dirinya. Terre berusaha berhenti menangis. Dia mencucui mukanya, setelah selesai membersihkan make upnya. Terre keluar. Tepat saat keluar, seseorang mendiring Terre. Dan lelaki itu mencium terre tepat dibibir. Terre terdiam itu Evan.
“i’m sorry, and this is just a goodbye kiss. But. I do love you” ucap Evan berbisik tepat ditelinga Terre. Terre memejamkan matanya. Terre masih merasakan gejolak yang sama. Yang dia tahu adalah. Hidupnya bersama Evan sudah selesai. This is the end of their love story. But is that true? no it’s not true...
***
Perperangan Terre dan Evan yang terjadi waktu itu membuat anggota “pecundang” kedantangan 2 orang. Evan dan Avery. Sedangkan Terre, sudah berubah. This good girl, gone bad. Kissing, make out, drunk, bullying, left the class, clubing. Itulah keseharian Terre. Terre tau ini salah, apa yang dia lakukan. Tau itu adalah salah. Tapi hal ini. Pelariannya dari kehancuran hatinya. Dia tidak mau masa kelam SMPnya terulang lagi. Jika Evan mematahkan hatinya, dia harus mengacuhkannya. Lelaki bukanlah dia.
Terre berjalan di koridor dengan Ryan berdua, Terre gak berpacaran dengan Ryan. Tapi semua mengiranya seperti itu. tapi kenyataan. Tidak. Terre masih single. Saat berjalan Koridor terlihat Avery dengan keterpurukannya menatap sinis terre dengan Bolero kulitnya membungkus tengtop putihnya. Rok jeansnya yang menemani kakinya itu. heels menemani kaki itu. berjalan angkuh disamping Ryan. Terre berjalan, dan melihat tatapan Sinis Avery. Terre menatap rendah Avery dan berjalan mendekat Avery, disertai ‘komplotan populernya’ Terre menatap rendah ke arah Avery. Terre melipatkan tangan di dadanya.
“happy to be cheating huh?” tanya Terre lagi, didepan Avery. Avery yang mungkin sudah lupa “kodratnya” menatap bali ke arah Terry. “well, your ex is sucha good kisser i love him” ucap Avery bertolak pinggang. Terre hanya tertawa remeh. “huh? So you are happy with that.. mm. What should i call? Ummm that looser?” tanya Terre lagi, semua orang tertawa. Avery terdiam. Hanya bagian populerlah yang tertawa. Tapi disitu bukan Avery saja yang terdiam. Evan juga terdiam. Mendengar perkataan itu. Avery mengambil soda yang sedang diminum orang lewat, lalu melemparkannya di tepat muka Avery. Semua tamabah tertawa. Antek-anteknya Terre langsung berjalan ke arah Every sambil membawa, entahlah sepertinya menu makan siang hari ini. Dan pyar. Semua dilempar ke arah Avery. “just accept that avery, you are not popular again. You can’t do that to me. Admit that” ucap Terre. Avery terdiam. Tapi dia masih menatap Terre sengit. “goodbye populer. And hello. Loosers” ucap Terre pelan, tepat di depan muka Terre semua bereriak “aww you got that shoot baby” ucap pemain football. Terre hanya tersenyum angkuh. Lalu memainkan rambut Avery dan meninggalkan Avery, dengan keterpurukannya. Sedangkan Evan. Hanya menatap “mantan” nya itu. Evan tau, itu adalah benteng Terre sekarang. Benteng dimana dia berpijak.
Evan berjalan menyosori koridor, saat terlihat Terre dan antek-anteknya sedang berkumpul Evan menatap malas, langsung memutar balik. Tapi lelaki itu telat. Evan sudah dicegat dengan Tim Football. Evan hanya mendecak kesal. Terre hanya menatap kearah apa yang Ryan dan lainnya lakukan. Mungkin ini yang dinamakan “the real life of Hogh School life”. Evan menatap lelaki itu. Evan bukanlah tipe cowok penakut. Terre tau itu. mengingat pernah Evan menyelamatkan Terre dari jambretan penjahat Detroit. Ryan mengelilingi Evan.
“how special are you, to be get my girl love hu?” tanya Ryan lagi, terre langsung menengok ke arah Ryan dan Evan. “oh shut up ryan” ucap Terre malas, masih menempel didinding bersama anggota cheerleaders. “why you keep quite” ucap Ryan lagi. Evan tetap bungkam, dia menggertakkan giginya geram. Terre melihat kearah mereka mengawasi, kalau ada yang ganjal Terre mau gak mau harus turun ke tengah-tengah perdebatan itu.
Ryan tetap memanasi emosi Evan. Terre tau Evan pasti emosi, terlihat dari gertakan grahamnya. Tak pernah terre melihat Evan semarah itu. semua orang ikut tertawa terkecuali terre. Terre masih mengawasi mereka berdua.
“get off” ucap evan. Akhirnya angkat bicara. Terre tetap masih mengawasi itu. “oww, should i?” tanya Ryan lagi, nyolot. “yeah you should, or you gonna be a little chicken here” ucap Evan. Terre melihat tatapan mereka. sudah ada yang tidak beres. Terre turun tangan. “woah woah, guys shut up. Ryan, just let this lil looser chick here. If you guys have something to splash, just splash him, we’re go” ucap Terre, memotong “hawa panas” itu. Terre langsung mendorong Ryan keras kearah belakang, terlihat tim footbaall player membawa beberapa minuman, it just like a slushe, dilemparkanlah itu ke arah Evan. Terre melihat itu, lalu membuang pandangannya. Dan menengok ke depan. Evan hanya pedih menatap itu. jadi begini ya rasa dicampakkan? Sakit.
***
“why you come?” tanya Ryan lagi “if i not come you’ll be like a lil gurl, crying, begging a forgive to him” ucap Terre lagi. “he’s more stronger than you know ry” ucap Terre. Ryan hanya menganggu. “so, you come to the party?” tanya Ryan lagi. “Of Course” ucap Terre tersenyum. Mereka berjalan menyusuri koridor dan memasuki kelas berikutnya. Melanjutkan hidup...
***
Malam itu terre siap dengan Red Dress talinya. (baju yang ada di you belong with me). Terre looks like a hot stuff. Well she’s hot. Berjalan bersama ryan dengan tuxedonya. Semua orang bersiul. Menyauti Terre. Terre tertawa. Lagu like a g6 terputar. Bir tersedia. Bad side Terre muncul. Cewek dugem. Itulah title nya buat orang Indonesia. Terre semakin under cotrol. Terre mabok total. Tubuhnya sudah di manfaatkan oleh lelaki lainnya. Hanya ada satu orang menatap marah. Itu Evan. Ya. Evan datang. Seperti biasa, menjaga wanita itu. Evan tau Terre tidak seperti itu. dia kenal siapa terre. Terlihaat Ryan mengajaknya kelantai atas. Evan tau itu adalah kamar. Evan mulai sedikit bergerak mengikuti mereka. menguntit apa yang dilakukan ryan. Ternyata benar. Ryan masuk kamar dengan Terre. Mata Evan panas, dia segara menyusul Ryan. Didalam. Ryan sudah menguasain Terre. Terre yang mabok tidak menyadari, saat itu Evan membuka pintunya dengan kasar, dan terlihat Ryan sedang melumat tubuh Terre yang tidak tertutup kain. Apa yang dilihat Evan cukup membuat emosinya memuncak. Ryan langsung disingkirkan, dan memukul tepat di mukanya. Ryan tersungkur, sedangkan Terre tidak sadar. Dia pingsan. Evan langsung menggendong wanita itu. dan segera mengembalikan tubuh wanita yang dimakan oleh pergaulan yang terlalu bebas...
***
Di apartemen Evan sudah mengistirahatkan wanita itu. Evan menggantikan baju terre, tanpa ada nafsu untuk melumat terre saat itu. padahal kalo mau Evan pasti bisa melakukan itu. tapi evan tidak bisa. Dia masih ingat akan kata terre. Dia masih menjaga virginitynya. Setelah Evan mengganti baju, dia tertidur di sofa yang ada di kamar terre. Terlelap. Menjaga sang wanita. Yang mungkin akan syok jika dia tau apa yang terjadi...
***
Pagi menusuk. Matahari menusuk keras mata Terre, Terre tebangun, terasa kepalanya pusing berat. Dilihat dirinya tidak lagi menggunakan dress semalam, tapi baju santai. Dicoba mengingat apa yang terjadi. Evan menyelamatkan dirinya dari kuasa Ryan. Dia melihat sekitar. Setelah itu terpaku dengan seorang lelaki yang terlelap dengan kemejanya itu. terre meliha lelaki itu, terre terdiam, lelaki itu. evan. Evan masih menjaga dirinya, meskipun sudah ribuan bullying yang diberikan Terre and the gang terhadap dirinya. Seketika terre merasakan bersalah. Terre masih menyukai Evan, tapi dia melakukan seperti itu terhadap Evan. Terre berjalan lemas dihadapan Evan, dan melihat wajah letih itu. terre... menangis...
***
Suara tangisan membangunkan tidur yang tidak begitu nyaman Evan. Evan membuka matanya, terlihat Terre menangis dihadapannya, sambil terduduk lemas di lantai. Apa yang terjadi?
“what happened?” tanya Evan lembut, pingin sekali gadis itu dipeluk. Tapi tidak. Tidak bisa. Terre bukanlah pacarnya lagi, bahkan terre membencinya. “why you don’t fuck me alrady, i was faint. And you changed my clothes. Why you don’t fuck me. Why?” tanya terre lagi. Masih dalam isakannya, Evan tertegun dengan perkataan wanita itu. “you know i won’t do that ter” ucap Evan. Terre menatap Evan, Evan menatap dirinya lembut. Tatapn itu tatapan yang dicari terry dari semua lelaki tapi tidak bisa dia temukan, dia menangis lagi, lalu memeluk Evan dengan kencang. “i’m sorry, i’m sorry, i’m being so rude, i’m bullying you, i let ryan to bullying you, you have a bad memorise in this high school just cause of me, i’m so—“ ucapan Terre terpotong, dengan kecupan lembut dibibirnya. Kecupan ini, bukan kecupan yang dia pernah rsakan dari lelaki yang pernah menciumnya. Ciuman itu hanya penuh dengan kenafsuan. Tapi tidak dengan ciuman yang dia rasakan saat ini. Ciuman yang lembut, dan, cinta. Terre terdiam. Evan melepaskan ciuman itu. dan menatap Terre. “it’s okay” ucap Evan. Terre menaruh kepalanya di dada Evan. “ i never stop to loving me you even you push me down” ucap Evan. Terre menangis dipelukan Evan “i’m still love you” ucap Terre pelan....
Terre berfikir dalam. Dalam pelukan itu. dia berfikir, Inikah yang dinamakan ketulusan cinta? Meskipun dirinya sudah menyakiti lelaki itu berulang kali, tetapi lelaki itu tetap menjaga wanita itu. mungkinkah memang dia adalah lelaki yang disiapkan tuhan untuk Terre? Terre tersnyum, tidak peduli akan apa yang terjadi nanti. Tapi yang dia pedulikan adalah, dirinya. Sekarang, berada di tangan yang tepat. Dimana orang yang benar-benar mencintainya tulus. Bukan atas nama kepopuleraan, bukan atas nama harta. This is the real of love. However they push you down. You still fight with it. And know you get it. Seperti kata peribahasa. Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu. Senang kemudian. Seperti layaknya Evan. Mendapatkan Terre bukanlah suatu perjuangan yang mudah, tapi dia tau ini bukan perjuangan akhirnya. But.. this is the beggining of their story. This is their story....